Reza Rahadian dan Adinia Wirasti: Toleransi Dimulai Dari Rumah

Wayan Diananto | 27 Mei 2017 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bicara soal keluarga, Reza Rahadian dan Adinia Wirasti memiliki kesamaan. Keduanya bertumbuh di keluarga dengan keyakinan beragam.

Reza bersyukur dan bahagia sekali ketika ibunya, Pratiwi Widhiantini menghormati pilihan Reza untuk memeluk Islam. Dari ibunya, aktor kelahiran 5 Maret itu belajar nilai tenggang rasa dan menghargai perbedaan, apa pun bentuknya.

“Begitu pun sebaliknya ketika Mama dan adik saya merayakan hari besar mereka (Natal-red), saya ikut membantu. Saat mereka menjalankan kebaktian, saya berada di situ meski tidak ikut proses ibadahnya. Kami menjalani kerukunan ini sejak 11 tahun yang lalu. Di keluarga besar kami yang beragama Katolik dan Protestan banyak. Yang muslim pun enggak kalah banyak. Buat kami, ini sebuah keindahan. Saling menghargai,” jelas Reza, dengan mata berbinar. 

Bicara tentang kerukukan, ia kemudian teringat momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang dihelat bulan lalu. Masyarakat seolah terbagi. Ada yang secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap pasangan nomor urut ini dan nomor urut itu. Reza tahu di luar sana, ada banyak kehebohan. Yang membuat hati Reza miris, hanya karena berbeda pilihan dan pendapat, persahabatan yang terjalin selama bertahun-tahun merenggang. Bahkan, terputus. 

“Saling unshare di Path. Saling unfollow di Twitter atau Instagram. Beberapa sahabat saya mengeluh begini, 'Gila! Gara-gara Pilkada, gue di-unfollow karena berbeda pilihan. Sekarang gue musuhan sama si A',” cerita Reza.

Ia kemudian mengaku, berbeda pilihan sebenarnya juga terjadi di lingkungan kelurganya. Meski demikian, keluarga Reza tampaknya sepakat bahwa pilihan politik bukan hal yang layak untuk diseriusi dan layak untuk diributkan.

Dengan kata lain, nilai ibadah, amal, kebajikan, dan toleransi itu dimulai dari rumah. Jika suasana rumah hangat, maka anak-anak akan membawa standar kebaikan itu ke luar rumah. Bulan Ramadan menjadi momen yang tepat untuk menghangatkan kembali nilai-nilai universal itu.

Hal tersebut diamini oleh Adinia Wirasti. Berkumpulnya keluarga ketika Ramadan mengajarkan Asti sebuah asas penting. Saat beberapa anggota keluarga berkumpul, itu artinya beberapa karakter yang berbeda bertemu. Bisa jadi, tidak semua karaker cocok satu sama lain. 

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait